Startup sebagai bisnis baru memiliki tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi, baik dari sisi keberlanjutan usaha maupun kemampuan bertahan dalam persaingan. Kondisi ini menuntut pengelolaan sumber daya manusia yang optimal agar produktivitas tetap terjaga. Salah satu tantangan yang dihadapi startup adalah menciptakan lingkungan kerja yang fleksibel tetapi tetap mampu memotivasi karyawan.
Entra Indonesia merupakan startup yang bergerak di bidang ethnic travel. Pada periode 2015–2016, perusahaan ini mengalami stagnasi karena menurunnya aktivitas operasional akibat kurangnya keterlibatan founder. Namun pada 2017, aktivitas perusahaan meningkat setelah diterapkan sistem reward dan punishment untuk memperbaiki kinerja karyawan. Penelitian ini mengkaji bagaimana reward dan punishment memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan Entra Indonesia sebagai strategi peningkatan produktivitas.
Tinjauan Pustaka
1. Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu maupun kelompok dalam organisasi sesuai dengan wewenang, tanggung jawab, moral, dan etika yang berlaku. Dalam konteks perusahaan startup seperti Entra Indonesia yang memiliki struktur kerja fleksibel, kinerja menjadi indikator penting untuk menilai sejauh mana karyawan mampu menjalankan tugas dengan baik meskipun tidak berada dalam sistem kerja yang kaku. Kinerja yang baik diperlukan agar perusahaan dapat bertahan di tengah ketidakpastian industri startup.
2. Reward
Reward merupakan kompensasi atau balas jasa yang diberikan kepada karyawan atas kontribusi dan prestasi kerja. Reward dapat berupa:
- Finansial tunai, seperti gaji, bonus, dan uang lembur.
- Finansial non-tunai/tunjangan, seperti jaminan kesehatan, biaya melahirkan, uang cuti, atau tunjangan pulsa.
- Non-finansial, seperti kenyamanan lingkungan kerja, fasilitas kantor, jaringan internet cepat, ruangan kerja yang memadai, dan suasana kerja yang mendukung.
Dalam perusahaan startup seperti Entra Indonesia, reward menjadi salah satu motivator penting untuk meningkatkan semangat kerja karena karyawan bekerja di lingkungan dengan perubahan cepat dan tuntutan tinggi.
3. Punishment
Punishment adalah bentuk sanksi yang diberikan kepada karyawan atas pelanggaran aturan, ketidakdisiplinan, atau kinerja buruk. Bentuk punishment antara lain:
- Teguran lisan atau tertulis
- Tidak diikutsertakan dalam rapat atau tugas penting
- Pemotongan gaji atau tunjangan
- Pemberhentian kerja
Penerapan punishment di Entra Indonesia dilakukan sebagai upaya mengembalikan kedisiplinan, terutama saat perusahaan mengalami stagnasi pada 2015–2016 akibat kurangnya aktivitas internal. Kebijakan ini mulai memperlihatkan dampak positif setelah diberlakukan pada akhir 2016.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan metode deskriptif dan kausal untuk melihat gambaran penerapan reward dan punishment sekaligus menguji pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.
- Populasi dan sampel: seluruh karyawan Entra Indonesia, sebanyak 38 orang (menggunakan sampel jenuh).
- Teknik analisis data.
- Analisis deskriptif
- Uji asumsi klasik (normalitas, multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas)
- Regresi linear berganda
- Uji t (parsial), uji F (simultan)
- Koefisien determinasi (R²)
Pendekatan ini dipilih untuk memastikan hasil penelitian valid dan menggambarkan kondisi nyata perusahaan.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reward, punishment, dan kinerja karyawan di Entra Indonesia berada pada kategori baik. Nilai persentase masing-masing variabel yaitu kinerja 82,73%, reward 82,83%, dan punishment 79,36%, yang menandakan bahwa ketiganya telah diterapkan dengan cukup optimal. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan merasakan manfaat dari sistem penghargaan dan sanksi yang diterapkan perusahaan.
Analisis regresi berganda menghasilkan persamaan Y = –1,407 + 0,491X₁ + 0,622X₂, yang menunjukkan bahwa reward dan punishment berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Punishment memiliki koefisien lebih besar daripada reward, sehingga dapat disimpulkan bahwa sanksi memberikan pengaruh yang lebih kuat dalam meningkatkan kedisiplinan dan performa kerja. Hasil uji t juga memperlihatkan bahwa kedua variabel berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja, sedangkan uji F menunjukkan bahwa reward dan punishment secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan.
Nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,815 menunjukkan bahwa 81,5% variabilitas kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh kedua variabel tersebut. Sementara itu, 18,5% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Selain itu, hubungan positif antara reward dan punishment menunjukkan bahwa keduanya saling mendukung dalam membentuk perilaku kerja yang lebih produktif.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dianalisis, diperoleh beberapa kesimpulan utama:
- Penerapan reward, punishment, dan kinerja karyawan di Entra Indonesia secara umum berada pada kategori baik.
- Reward memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, menunjukkan bahwa penghargaan masih menjadi faktor penting dalam meningkatkan produktivitas.
- Punishment juga berpengaruh signifikan dan bahkan memiliki pengaruh lebih besar dibanding reward, menggambarkan bahwa kedisiplinan sangat diperlukan dalam lingkungan kerja startup.
- Secara simultan, reward dan punishment memberikan pengaruh yang besar yaitu 81,5% terhadap kinerja karyawan.
- Terdapat hubungan positif antara reward dan punishment (0,590), menunjukkan kedua kebijakan saling melengkapi dalam membentuk perilaku kerja yang optimal